SINGOSARI-Polwil Malang menggelar sosialisasi pelaksanaan pengamanan
Pemilu dan pemahaman UU No. 4 tahun 1998, di Hall Rupatama kemarin.
Hadir pula para Muspida delapan Kota/Kabupaten di jajaran Polwil Malang,
Pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Malang Raya. Sesuai data Polwil
Malang, sekitar 362 Tempat Pemungutan Suara masuk kategori rawan II,
Kabupaten Malang menyumbang 101 TPS dan Kota Malang 20 TPS.
Kapolwil Malang Kombes (Pol) Drs. Rusli Nasution mengatakan seluruh TPS
di jajaran Polwil Malang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yakni
aman, rawan I dan rawan II. TPS kategori rawan II yang mencapai 362 buah
menjadi atensi khusus karena paling diwaspadai. TPS rawan II di Malang
Raya disumbang Kabupaten Malang 101 TPS dan Kota Malang 20 TPS.
?Komposisi pengamanan di tiap TPS berbeda, 1-5-10 untuk TPS aman, 1-2-4
untuk TPS rawan I dan 2-1-2 untuk TPS rawan II,? terang Rusli.
Melalui komposisi itu maka, satu TPS kategori rawan II akan dijaga 2
Polisi dan 2 Linmas. Sedangkan dua TPS Rawan I akan dijaga 1 Polisi dan
4 Linmas. Sementara TPS yang masuk kategori aman cukup dijaga 1 Polisi
dan 10 Linmas.
?Secara bergantian akan digelar simulasi pengamanan Pemilu, 8
Kota/Kabupaten di jajaran Polwil Malang dibagi menjadi 3 rayon. Rayon I
Malang raya, Rayon II Pasuruan (Kota/Kab) dan Rayon III meliputi
Probolinggo (Kota/Kab) dan Lumajang,? terang Rusli .
Yang paling penting, sambungnya, Polwil menghimbau supaya perimeter aman
instansi pemerintahan, militer dan obyek vital selalu dijaga.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 tahun 1998, perimeter aman tersebut
ditetapkan untuk membatasi bentuk penyampaian pendapat di muka umum .
Seperti unjuk rasa atau demonstrasi, pawai, rapat umum dan mimbar bebas.
?Gedung milik Pemerintah seperti Kantor Bupati, DPRD perimeternya 100
meter, sarana militer 150 meter, sedangkan obyek vital seperti Lanud Abd
Saleh, Paiton dan PLN 500 meter,? tegas Rusli.
Untuk itu dia meminta Pemerintah Daerah membentuk Sistem Pengamanan
Kota. Paling tidak setiap rayon akan diback up personil pengamanan
mencapai 600 orang. Itu akan ditambah personil TNI dan Personil dari
tiap daerah. ?Polwil Malang siagakan 150 personil,?
DITERTIBKAN: Terminal bayangan di depan Terminal Gadang kemarin
ditertibkan tim gabungan. Tujuannya semua angkutan umum masuk ke dalam
terminal dan tidak mencari penumpang di luar terminal.
MALANG ? Penertiban terminal bayangan di sekitar Terminal Gadang yang
digelar siang kemarin diwarnai protes para sopir angkutan umum. Beberapa
sopir bahkan memilih tetap bertahan mencari penumpang di depan terminal,
dan enggan masuk ke dalam terminal untuk menunggu penumpang.
Sopir jurusan Gadang-Dampit, Mistar melakukan protes karena mendapatkan
penumpang di dalam terminal tidak seramai di luar. Karena itu sejak lama
ia bersama teman-temannya memilih menunggu penumpang di depan Terminal
Gadang, tepatnya di sebelah selatan pintu keluar Pasar Gadang.
?Selama ini jarang ada penumpang yang mau masuk dan menunggu di dalam
terminal. Sehingga kalau menunggu penumpang di dalam terminal pasti
lama. Daripada seperti itu, lebih baik kami ngetem di depan terminal
saja. Kalau Dishub menginginkan kami masuk ke dalam terminal, maka
mereka harus mengupayakan agar para penumpang ini juga masuk ke dalam
terminal. Tidak hanya menunggu di luar terminal seperti yang terjadi
saat ini,? beber Mistar pada Malang Post usai penertiban dilakukan.
Pria asal Sumbermanjing itu melanjutkan, jika Dishub ingin seluruh
angkutan masuk ke dalam, ia memastikan Terminal Gadang tidak akan cukup
menampung angkutan. Pasalnya jumlah angkutan sangat banyak sedangkan
luas lahan Terminal Gadang tidak terlalu besar. ?Pasti tidak akan cukup
jika semua angkutan masuk ke dalam terminal. Lihat saja,? sambungnya.
Protes dari para sopir, ditanggapi dengan santai oleh Kadishub Kota
Malang, Pait Al-Wiyono. Ia menganggap protes tersebut sebagai masukan
yang menjadi dasar untuk meningkatkan pelayanan di kawasan terminal.
?Kami selama ini juga melihat terminal tidak berfungsi dengan optimal.
Untuk itu, selain melakukan penertiban, kami juga melakukan pembenahan
di internal. Misalnya saja seperti pengadaan rambu-rambu, kesiapan
petugas, dan membenahi sarana dan prasarana. Dengan begitu penumpang
merasa nyaman masuk ke dalam terminal dan sopir pun mau masuk ke dalam
terminal untuk mengangkut penumpang,? tutur Pait.
Disinggung mengenai kapasitas terminal yang tidak mencukupi angkutan,
Pait akan mencarikan solusinya. Salah satunya adalah dengan pengaturan
terminal. Yakni dengan menerapkan pintu kedatangan dan pintu
pemberangkatan yang berbeda. Khusus untuk permasalahan ini, Dishub akan
membicarakannya dengan ketua jalur angkutan. Baik itu angkutan kota,
angkutan antar kota dalam provinsi maupun angkutan kota luar provinsi.
Sementara itu, selain menertibkan terminal bayangan di sekitar Terminal
Gadang, dalam operasi besar-besaran yang bekerja sama dengan Polresta
dan Denpom, Dishub juga melakukan penindakan terhadap sopir dan
kendaraan angkutan umum. Berbagai kelengkapan diperiksa, seperti uji
KIR, plat, STNK, SIM maupun izin trayek. Dalam operasi sebelumnya,
banyak sopir yang tidak melengkapi dirinya dengan surat-surat tersebut.
Mereka pun langsung ditilang oleh tim gabungan.
?Untuk penindakan langsung yang paling berat adalah penyitaan kendaraan.
Ini dilakukan jika si sopir tidak memiliki surat-surat,? pungkasnya.
MALANG - Image Malang Raya sebagai produsen narkoba kian kental. Setelah pabrik ekstasi di Kota Batu 2005 silam, kemarin Ditreskoba Polda Jatim berhasil menggerebek pabrik sabu-sabu (SS) di Jl Cucak Rawun II/8 G 2, Kompleks Perumnas Sawojajar 2. Pabrik itu sudah beroperasi sejak awal Januari 2009 lalu dengan omzet mencapai Rp 1,2 miliar per bulan.
Dalam penggerebekan itu polisi mengamankan dua tersangka. Mereka adalah Dedy Sarifudin, 35, dan Nugraha Dewanto, 27. Dedy diketahui sebagai penghuni rumah dan sebagai pemilik pabrik. Sedang Nugraha adalah rekan Dedy yang berperan sebagai penyimpan dan marketing hasil produksi. Nugraha sendiir mengaku kos di Jl Wijaya Kusuma, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis.
Dari tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan seperangkat alat membuat sabu-sabu. Di antaranya, jiregen warna putih berbagai macam ukuran, botol plastik, tabung kaca untuk proses produksi, kompor elpiji konversi, dan wadah plastik berbagai ukuran. Selain peralatan, polisi juga menyita bahan pembuat sabu-sabu. Yakni 5.000 pil epidrine, phosphor, acheton, cairan toluen, alkohol, soda api, dan blue ice. Sore kemarin, para tersangka dan barang bukti dibawa ke Mapolda Jatim untuk pemeriksaan.
Awal terungkapnya home industry (usaha rumah tangga) sabu-sabu itu berawal dari penangkapan Dedy di salah satu rumah keluarganya di Pandaan, Pasuruan, Kamis (12/2) sekitar pukul 20.00. Dedy ditangkap setelah polisi yang melakukan penyamaran memesan sabu-sabu padanya.
Dia ditangkap dengan barang bukti 2 gram sabu yang dibungkus menjadi dua poket plastik. ''Yang mengejutkan, Dedy juga mengaku sebagai pembuat sabu-sabu yang memiliki tempat produksi di rumah kontrakannya di Malang,'' kata Direktur Reserse dan Narkoba (Direskoba) Polda Jatim Kombespol Erwin Siregar yang datang ke TKP.
Kemarin malam, sekitar pukul 01.00, enam anggota Polda Jatim mengeler Dedy ke rumah kontrakannya di Malang. Di rumah itu, polisi menemukan Nugraha Dewanto. Saat ditemukan, pabrik sedang tidak berproduksi karena kehabisan bahan. ''Siang ini (kemarin siang, Red) rencananya salah satu bahan baku pembuat sabu baru akan dipesan,'' kata Erwin.
Saat digerebek, peralatan membuat sabu itu disimpan di ruang belakang bercampur dengan dapur, kamar mandi, dan tempat jemuran pakaian. Tidak ada tempat khusus seperti lemari atau tas sebagai tempat penyimpanan sabu-sabu. Peralatan itu ditempatkan di lantai begitu saja. Bahkan beberapa di antaranya ditempatkan di meja dapur bercampur dengan bumbu masak. Ketika diambil, pada bagian dalam peralatan itu masih tercium sejumlah bahan membuat sabu. Polisi pun lekas memasang police line di dapur milik Dedy.
Mantan Kapolwil Besuki ini mengatakan, setelah ungkap pabrik SS yang dikelola Dedy ini merupakan tangkapan terbesar di 2009 ini. ''Secara kuantitas barang bukti yang diperoleh, kami akui masih kecil. Hanya 2 gram lho, namun untuk kualitas, ini terbilang cukup besar,'' katanya.
Untuk mengetahui kualitas produksi SS buatan tersangka, polisi akan melakukan uji laboratorium. Selain itu pengembangan penyelidikan jaringan juga akan dilakukan. Termasuk memburu kawanan pelaku yang diketahui sebagai guru Dedy membuat sabu. ''Ada dua orang yang kami buru. Pria ini berinisal R dan G,'' kata Erwin.
Pengungkapan industri sabu-sabu di rumah Dedy ini adalah kali ketujuh yang dilakukan jajaran Polda Jatim. Tempat usaha mereka berpindah-pindah. Sebagian besar di daerah Pasuruan, yakni Kecamatan Pandaan, Sukorejo, Bangil, dan Prigen. Dari semua tersangka yang sudah diamankan, rata-rata tersangka mengaku mengetahui cara memproduksi sabu dari R dan G.
Ilmu yang diajarkan dua DPO tersebut untuk membuat sabu-sabu memang cukup sederhana. Tidak membutuhkan alat rumit seperti pabrik sabu kelas internasional yang pernah diungkap. Mereka cukup menggunakan wadah sederhana dan pendinginnya pun menggunakan kipas angin. ''Ya namanya saja home industry-lah, mengaduknya saja kadang pakai tangan,'' katanya.
Sementara, penggerebekan yang dilakukan polisi malam itu dilakukan secara diam-diam. Tidak ada warga yang mengetahuinya. Termasuk Leo, tetangga sebelah utara rumah Dedy. Warga baru tahu jika rumah Dedy digunakan sebagai pabrik sabu-sabu setelah banyak polisi dan wartawan yang datang ke TKP sekitar 10.00 kemarin.
''Pikir saya rumah Pak Dedy kecurian, sehingga didatangi banyak polisi,'' kata Leo yang keseharinya berjualan sayur di rumahnya. Mengetahui kedatangan polisi dalam kaitan penyelidikan rumah Dedy sebagai pemilik pabrik sabu, Leo pun kaget dan tidak menyangka jika tetangga sebelah rumah memproduksi barang haram itu.
KLOJEN - Perwakot Nomor 5/2009 Tentang Tarif Angkutan yang dikeluarkan 29 Januari lalu ternyata kurang bertaji. Tarif mikrolet yang disepakati, yakni Rp 2.300 untuk umum dan Rp 1.500 untuk pelajar, belum sepenuhnya dipatuhi para sopir. Bahkan, tarif tetap bertahan di angka sebelum penurunan, yakni Rp 2.500 untuk umum dan Rp 1.700 untuk pelajar.
Bukan itu saja, stiker pengumuman tarif baru yang disebar untuk 2.000 mikrolet juga tak mempan. Fakta di lapangan, banyak stiker sobek. Padahal, stiker itu baru diproduksi dishub awal Februari lalu. "Tiap hari saya naik mikrolet . Bayar Rp 2.500 tidak pernah ada kembalian. Sopir juga diam saja," ujar Siti Khotijah, salah satu warga Polowijen.
Padahal, lanjutnya, di dalam mikrolet yang ditumpanginya tertempel stiker yang menyosialisasikan tarif baru. "Sebenarnya kehilangan Rp 200 tidak masalah. Tapi kalau sudah jadi aturan, mbok ya dipatuhi," kata dia.
Andik, salah satu sopir jalur AG mengatakan, aturan tarif baru itu memang tidak disosialisasikan secara langsung kepada penumpang. Keberadaan stiker dianggap mewakili para sopir. Sehingga dia tidak perlu lagi woro-woro soal tarif terbaru. "Semua kan sudah tahu, harusnya membayar dengan uang pas. Meski begitu kami juga menyediakan uang receh," kata dia.
Tapi, lanjut Andik, jika ada penumpang yang membayar Rp 2.500 dan tidak meminta pengembalian, maka dia juga tidak memberikan kembalian. "Saya menganggapnya mereka ikhlas. Tapi banyak juga yang membayar kurang, seperti para pelajar. Ada yang membayar Rp 1.000 kami biarkan saja," bebernya.
Menyikapi persoalan itu, Kadishub Pemkot Malang Pait Al Wiyono mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pantauan bersama tim dishub. Apalagi sosialisasi tarif baru itu telah dilakukan serentak 2-4 Februari lalu. Pengawasan terpadu juga akan dilakukan di seluruh terminal, kawasan keramaian, dan laporan masyarakat. "Kalau benar para sopir belum menerapkan tarif baru, maka sanksinya kena tipiring (tindak pidana ringan) dengan sistem denda," ancam Pait.
Terpisah, Wali Kota Malang Peni Suparto menambahkan, selama ini pemkot hanya berwenang menerbitkan aturan. Soal pengawasan sepenuhnya diserahkan pada SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait. Dalam hal ini dishub. "Urusan di lapangan, apakah aturan itu ditaati atau tidak, kami kembalikan pada mekanisme masyarakat," tandas Peni. Jika masyarakat ingin mendukung perwakot 5/2009, lanjut Peni, maka sebisa mungkin mengikuti aturan yang ada.
MALANG - Konsisten di jalur rock ala Jepang tak membuat J-Rock ditinggal
penggemarnya. Terbukti penampilan band yang terbentuk tahun 2003 dalam
Marlboro Filter Rock Your Night, Jumat (13/2) malam lalu, mendapat
applause panjang dari pecinta musik rock di Kota Malang.
Digawangi Iman (vokal dan gitar), Sony (gitar), Wima (bas) dan Anton
(drum) J-Rock membawakan sepuluh lagu terbaik dari dua album yang telah
diedarkan sejak tahun 2005 dan mini album yang baru dilaunching akhir
tahun 2008 lalu.
Dibuka dengan intro yang menghentak dan single dari album pertama,
Lepaskan Diriku, Iman dan kawan-kawan langsung mengguncang ribuan
penonton Rock Your Night. Penonton yang didominasi anak muda itu
langsung ikut berjingkrak-jingkrak dan ikut menyanyikan lagu yang sempat
masuk top ten tangga lagu di tahun 2005 lalu.
Setelah menembangkan single pertamanya itu, Iman menyapa lautan manusia
yang tetap tertib sepanjang acara berlangsung. "Apa kabar Arema? Apa
kabar J-Rockstar(sebutan untuk penggemar J-Rocks)? Tetap asyik sampai
acara selesai, ya!" seru vokalis yang selalu tampil dengan dandanan
Harajuku Style.
Dalam gelaran ini J-Rocks memberikan kejutan kepada J-Rockstar dengan
memainkan lagu dari mini album terbaru mereka, Jingle/On The Road To
Abbey. Lagu ini diciptakan saat band yang bernaung di bawah label
Aquarius Musikindo ini melakukan rekaman di Abbey Road Studio London.
Tak hanya mengajak pecinta musik rock asyik berjoged, masing-masing
personel J-Rock juga memanfaatkan momentum ini untuk pamer skill.
Dimulai dari Sony yang memetik gitar dengan efek-efek keras, Wima yang
membetot basnya dengan full power, serta Anton yang menggebuk drumnya
dengan penuh semangat. Aksi memukau masing-masing personel ini langsung
mendapat acungan jempol dan pujian yang tak putus-putus.
Lagu berjudul I'm In Love With You yang dinyanyikan usai unjuk skill
langsung mendapat apresiasi yang sangat besar dari penonton. Semuanya
dengan kompak mengikuti Iman bernyanyi. Lagu ini memang terdengar akrab
di telinga penonton karena baru saja diluncurkan dan masih tetap
bertahan di tangga lagu radio dan televisi. Acara pun terus berlanjut
dengan lagu-lagu J-Rock yang menghentak seperti Juwita yang cenderung
beraliran Rock & Roll dan Cobalah Kau mengerti, single pertama di album
kedua yang beredar tahun 2007.
Aksi panggung band yang mirip dengan band Jepang L'Arc~en~Ciel ini
diakhiri dengan tembang Kau Curi Lagi, yang pernah dipopulerkannya
bersama penyanyi perempuan, Prisa dari Death Squad. "Malang asyik,
penontonnya asyik. Pokoknya manggung di Malang sangat perfect," aku Iman
saat ditemui Malang Post usai manggung.
Sebelum penampilan J-Rock, penggemar musik rock di Kota Malang terlebih
dahulu disuguhi dengan aksi-aksi dari band lokal yang juga membawakan
musik beraliran rock. Selain itu ada juga penampilan dari DJ Je-FREE,
Breaker Rocket dan Guitar Heroes oleh gitaris muda berbakat asal
BATU ? Bencana alam, tampaknya makin ?bersahabat? dengan wilayah Malang Raya. Kemarin, dua rumah ambles masuk ke tanah dan 79 rumah lainnyadi wilayah Kota Batu, juga terancam hilang. Sementara di Kabupaten Malang, delapan rumah retak-retak karena tanah bergerak. Di Kota Batu, amblasnya rumah itu akibat rongga bekas galian pasir ambrol. Akibatnya, dua rumah di Jalan H Agus Salim, Gang II Batu, ambruk. Rumah milik Mislan dan Rohana itu, seperti tertelan bumi hingga kedalam 7 sampai 12 meter. Bencana yang sama juga sedang mengintai 79 rumah milik warga dilokasi yang sama karena berada diatas kondisi tanah yang sama. Selain harus menanggung kerugian lebih dari Rp 100 juta, kemarin 12 kepala keluarga atau sekitar 55 warga, terpaksa mengungsi karena rumah mereka menggantung dan retak. Semua barang milik warga pun ikut dievakuasi. Peristiwa yang membuat warga panik itu terjadi Rabu malam sekitar pukul 20.30 WIB hingga Kamis subuh kemarin. Bencana itu berawal dari rumah Mislan. ??Pertama lantai retak.
Kemudian ada suara kreek... kreek....kreek. Setelah itu ruang tengah jatuh (ambrol),?? kata Sulastri, salah seorang anak Mislan. Beruntung saat mendegar suara getaran, lima orang anggota keluarga itu langsung semburat keluar rumah. Belum jauh melangkah, rumah berukuran 7 x 7 meter itu runtuh kedalam rongga tanah yang ambrol. Tak berselang lama, rumah milik Rohana juga ikut ambrol. Sampai kemarin pagi sekitar pukul 03.30 WIB, seisi rumah Rohana juga tertelan bumi. Beberapa saat kemudian, rumah milik Janji Purnomo retak dan menggantung. ??Semua barang kami ikut ambles. Hanya tinggal pakaian dibadan saja,?? kata perempuan 34 tahun ini. Sedangkan barang berharga lainnya dan perabot rumah hingga barang elektronik hancur. ??Kerugiannya lebih dari Rp 150 juta. Rumah baru saja direnovasi dengan biaya Rp 7 juta,?? kata Sulastri. Sedangkan jumlah kerugian yang dialami Rohana diperkirakan sekitar Rp 100 juta. Jumlah kerugian bisa bertambah karena pemiliknya belum menghitung secara detail. Sejak kemarin malam hingga tadi malam, 55 warga masih mengungsi. Sebagian diantara mereka menumpang di tetangga atau kerabat. Selain itu, warga juga mendirikan posko untuk korban bencana. Ketua RT 02, RW 01, Sisir, P Siswono tadi malam mengatakan, warganya masih digelayuti kekhawatiran. Sebab malam tiba, getaran disekitar pemukiman warga pun semakin terasa. ??Ini yang membuat warga khawatir,?? katanya.
Lebih lanjut, Siswono mengatakan, penyebab bencana karena rumah penduduk berada diatas rongga bekas galian pasir. Pada 1965 sampai 1979 lalu, kata Siswono, pemukiman penduduk itu merupakan kawasan penggalian pasir. Saat ini, lanjut manajer Toko Oen Malang ini, ada 79 rumah yang berada di atas rongga bekas galian pasir. Dia mengetahui hal ini karena sejumlah warganya yang menggali septik tank selalu mendapati rongga saat menggali di kedalaman 5 meter. Tragisnya, kini para penggali pasir pada era 1960-an itu sudah tidak ada lagi sehingga mereka tidak mengetahui persis tentang rongga. Bahkan mereka tak mengetahui akses rongga dibawah bangunan dipemukiman padat penduduk itu. Secara terpisah, kepala Bakesbangpolinmas, Choiril Anwar mengatakan rumah penduduk yang ambrol karena berdiri diatas rongga bekas galian pasir. Karena itu, menurut dia perlu ada pendataan dan pembahasan yang detail untuk penanggulannya. Sedang di wilayah Kabupaten Malang, siaga bencana yang diterapkan Satlak PB Kabupaten Malang benar-benar terbukti.
Sedikitnya 42 jiwa warga Dusun Jawar Desa Srimulyo Kecamatan Dampit mengungsi karena rumahnya retak terkena tanah bergerak, Rabu pagi (4/2) lalu. Hingga warga yang berasal dari delapan Kepala Keluarga itu masih mengungsi di rumah sanak famili yang aman. Informasi melalui Kasubag Sanditel Pemkab Malang Bagyo Setiono, bencana itu menerpa pagi pukul 08.00 WIB. Karena medan yang sulit, informasi ke pihak Kecamatan baru sampai pukul 16.00 WIB. Atas laporan warga, pihak Muspika langsung mengambil inisiatif. ??Muspika langsung turun dan mengevakuasi warga, ditempatkan dirumah saudaranya yang aman??? ujar Bagyo kepada Malang Post Rabu dinihari lalu. Menurut Bagyo, bencana tanah bergerak itu terjadi akibat curah hujan yang tinggi di kawasan Dampit. Disisi lain pemukiman warga Dusun Jawar juga terletak di perbukitan gundul yang rentan bencana. Kabag Linmas Pemkab Malang Agung Sukarno menyatakan daerah itu tak aman. ??Meski retak tanpa bergeser jauh namun masih bahaya, warga mengungsi tanpa batas waktu,?? ungkap Agung kemarin. Berdasarkan laporan Kades setempat, kerugian ditaksir mencapai Rp 369 juta. Sejauh ini kerusakan terparah terjadi para rumah-rumah warga Dusun Jawar. Sementara, Kalakhar Satlak PB Kabupaten Malang Rendra Kresna mengatakan Pemkab menyediakan alokasi bencana Rp 5 miliar. ??Pemberian bantuan menunggu penanganan dari Satlak PB, kita lihat juga tingkat kerusakan,?? ungkap Rendra. Terpisah, curah hujan yang tinggi juga membuat satu pohon tua berukuran besar tumbang di Kecamatan Poncokusumo. Pohon tersebut tumbang Rabu dinihari di jalur menuju Desa Ngadas, persisnya diatas Coban (air terjun) Pelangi. Informasi ini dilaporkan oleh Kecamatan kepada Sanditel Pemkab Malang.
MALANG - Meski gerhana matahari cincin tidak bisa disaksikan langsung di langit Kota Malang, namun warga tetap antusiasme menyambut fenomena alam tersebut. Seperti yang dilakukan puluhan umat muslim kemarin. Dengan khusyuk, mereka melakukan salat sunah dua rakaat di Masjid Jamik Kota Malang sekitar pukul 15.10 atau setelah salat jamaah Ashar.
Ketua I Takmir Masjid Jamik Kota Malang HM. Kamilun Muhtadin mengatakan, dalam agama Islam salat gerhana dua rakaat hukumnya sunnah muakad. Artinya, sunnah yang dianjurkan karena fenomena ini sangat langka. ''Kebetulan, munculnya gerhana matahari zaman dulu bertepatan dengan wafatnya salah satu putra Nabi Muhammad SAW bernama Sayid Ibrahim," terang Kamilun.
Karena sangat kebetulan, akhirnya umat Islam zaman nabi dulu hiruk pikuk dibuatnya. Mereka mengira bahwa wafatnya Sayid Ibrahim-lah yang mengakibatkan matahari tertutupi bulan. ''Akhirnya nabi menjelaskan bahwa gerhana matahari adalah fenomena alam. Kemudian nabi menyuruh untuk salat dan berdoa," ungkap Kamilun.
Terpisah, Ketua Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Karangploso Antoyo Setiadi Pratikto mengatakan, gerhana matahari cincin (GMC) yang terjadi kemarin memang tidak bisa dilihat penuh dari Kota Malang. Sebab, jalur lintasan GMC dimulai dari Samudera Hindia sekitar selatan perairan Benua Afrika pada pukul 06.06 GMT atau pukul 13.06 WIB. Kemudian menelusuri Samudera Hindia, daratan Sumatera bagian selatan, Jawa paling barat, Kalimantan Barat-Tengah-Timur, sebagian Provinsi Gorontalo, dan berakhir di perairan Selatan Mindanao, Filipina pada pukul 09.52 GMT (16.52 WIB). ''Wilayah Indonesia yang pertama kali kontak dengan sentral gerhana adalah pulau Engganau di Sumatra," ujar Antoyo.
Sedang puncak gerhana terjadi saat bayang-bayang bulan menutupi 92,82% permukaan matahari pada pukul 08.00 GMT (15.00 WIB) tepat di tengah Samudera Hindia. Menurut Antoyo, secara umum GMC terjadi sepanjang 14.500 km dengan lebar jalur bayang-bayang bulan yang menutupi sinar matahari selebar 280 km. ''Jalur itu melewati 0,9% luas seluruh permukaan bumi dengan lama gerhana 3 jam 46 menit," tandasnya.
Gerhana matahari terjadi jika bulan menutupi atau menghalangi cahaya matahari yang menuju ke bumi. Gerhana matahari ada tiga jenis, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, dan gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari total terjadi jika diameter bulan lebih besar dari diameter matahari sehingga matahari tertutup kesuluruhan.
Sedang gerhana matahari cincin terjadi apabila diameter bulan lebih kecil dari diameter matahari sehingga tidak tertutup secara keseluruhan sehingga membentuk sebuah cincin yang melingkar. Sementara, gerhana matahari sebagian terjadi jika bulan tidak persis menutupi matahari, sehingga matahari terlihat sebagian saja.