BENCANA LONGSOR DI BATU  

Posted by WELCOME TO INFO MALANG

BATU ? Bencana alam, tampaknya makin ?bersahabat? dengan wilayah Malang Raya. Kemarin, dua rumah ambles masuk ke tanah dan 79 rumah lainnyadi wilayah Kota Batu, juga terancam hilang. Sementara di Kabupaten Malang, delapan rumah retak-retak karena tanah bergerak. Di Kota Batu, amblasnya rumah itu akibat rongga bekas galian pasir ambrol. Akibatnya, dua rumah di Jalan H Agus Salim, Gang II Batu, ambruk. Rumah milik Mislan dan Rohana itu, seperti tertelan bumi hingga kedalam 7 sampai 12 meter. Bencana yang sama juga sedang mengintai 79 rumah milik warga dilokasi yang sama karena berada diatas kondisi tanah yang sama. Selain harus menanggung kerugian lebih dari Rp 100 juta, kemarin 12 kepala keluarga atau sekitar 55 warga, terpaksa mengungsi karena rumah mereka menggantung dan retak. Semua barang milik warga pun ikut dievakuasi. Peristiwa yang membuat warga panik itu terjadi Rabu malam sekitar pukul 20.30 WIB hingga Kamis subuh kemarin. Bencana itu berawal dari rumah Mislan. ??Pertama lantai retak.

Kemudian ada suara kreek... kreek....kreek. Setelah itu ruang tengah jatuh (ambrol),?? kata Sulastri, salah seorang anak Mislan. Beruntung saat mendegar suara getaran, lima orang anggota keluarga itu langsung semburat keluar rumah. Belum jauh melangkah, rumah berukuran 7 x 7 meter itu runtuh kedalam rongga tanah yang ambrol. Tak berselang lama, rumah milik Rohana juga ikut ambrol. Sampai kemarin pagi sekitar pukul 03.30 WIB, seisi rumah Rohana juga tertelan bumi. Beberapa saat kemudian, rumah milik Janji Purnomo retak dan menggantung. ??Semua barang kami ikut ambles. Hanya tinggal pakaian dibadan saja,?? kata perempuan 34 tahun ini. Sedangkan barang berharga lainnya dan perabot rumah hingga barang elektronik hancur. ??Kerugiannya lebih dari Rp 150 juta. Rumah baru saja direnovasi dengan biaya Rp 7 juta,?? kata Sulastri. Sedangkan jumlah kerugian yang dialami Rohana diperkirakan sekitar Rp 100 juta. Jumlah kerugian bisa bertambah karena pemiliknya belum menghitung secara detail. Sejak kemarin malam hingga tadi malam, 55 warga masih mengungsi. Sebagian diantara mereka menumpang di tetangga atau kerabat. Selain itu, warga juga mendirikan posko untuk korban bencana. Ketua RT 02, RW 01, Sisir, P Siswono tadi malam mengatakan, warganya masih digelayuti kekhawatiran. Sebab malam tiba, getaran disekitar pemukiman warga pun semakin terasa. ??Ini yang membuat warga khawatir,?? katanya.

Lebih lanjut, Siswono mengatakan, penyebab bencana karena rumah penduduk berada diatas rongga bekas galian pasir. Pada 1965 sampai 1979 lalu, kata Siswono, pemukiman penduduk itu merupakan kawasan penggalian pasir. Saat ini, lanjut manajer Toko Oen Malang ini, ada 79 rumah yang berada di atas rongga bekas galian pasir. Dia mengetahui hal ini karena sejumlah warganya yang menggali septik tank selalu mendapati rongga saat menggali di kedalaman 5 meter. Tragisnya, kini para penggali pasir pada era 1960-an itu sudah tidak ada lagi sehingga mereka tidak mengetahui persis tentang rongga. Bahkan mereka tak mengetahui akses rongga dibawah bangunan dipemukiman padat penduduk itu. Secara terpisah, kepala Bakesbangpolinmas, Choiril Anwar mengatakan rumah penduduk yang ambrol karena berdiri diatas rongga bekas galian pasir. Karena itu, menurut dia perlu ada pendataan dan pembahasan yang detail untuk penanggulannya. Sedang di wilayah Kabupaten Malang, siaga bencana yang diterapkan Satlak PB Kabupaten Malang benar-benar terbukti.

Sedikitnya 42 jiwa warga Dusun Jawar Desa Srimulyo Kecamatan Dampit mengungsi karena rumahnya retak terkena tanah bergerak, Rabu pagi (4/2) lalu. Hingga warga yang berasal dari delapan Kepala Keluarga itu masih mengungsi di rumah sanak famili yang aman. Informasi melalui Kasubag Sanditel Pemkab Malang Bagyo Setiono, bencana itu menerpa pagi pukul 08.00 WIB. Karena medan yang sulit, informasi ke pihak Kecamatan baru sampai pukul 16.00 WIB. Atas laporan warga, pihak Muspika langsung mengambil inisiatif. ??Muspika langsung turun dan mengevakuasi warga, ditempatkan dirumah saudaranya yang aman??? ujar Bagyo kepada Malang Post Rabu dinihari lalu. Menurut Bagyo, bencana tanah bergerak itu terjadi akibat curah hujan yang tinggi di kawasan Dampit. Disisi lain pemukiman warga Dusun Jawar juga terletak di perbukitan gundul yang rentan bencana. Kabag Linmas Pemkab Malang Agung Sukarno menyatakan daerah itu tak aman. ??Meski retak tanpa bergeser jauh namun masih bahaya, warga mengungsi tanpa batas waktu,?? ungkap Agung kemarin. Berdasarkan laporan Kades setempat, kerugian ditaksir mencapai Rp 369 juta. Sejauh ini kerusakan terparah terjadi para rumah-rumah warga Dusun Jawar. Sementara, Kalakhar Satlak PB Kabupaten Malang Rendra Kresna mengatakan Pemkab menyediakan alokasi bencana Rp 5 miliar. ??Pemberian bantuan menunggu penanganan dari Satlak PB, kita lihat juga tingkat kerusakan,?? ungkap Rendra. Terpisah, curah hujan yang tinggi juga membuat satu pohon tua berukuran besar tumbang di Kecamatan Poncokusumo. Pohon tersebut tumbang Rabu dinihari di jalur menuju Desa Ngadas, persisnya diatas Coban (air terjun) Pelangi. Informasi ini dilaporkan oleh Kecamatan kepada Sanditel Pemkab Malang.

This entry was posted on Kamis, 05 Februari 2009 at 17.49 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar

  © Blogger template 'Blissful View' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP