MALANG - Malam pergantian tahun baru menyisakan duka mendalam bagi keluarga Marjuki, 40. Pria yang tinggal di Jl Simpang Laksda Adi Sucipto ini harus kehilangan istrinya, Sunarti, 39. Ibu dua anak ini tewas dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Jl Raya Gadang, Kecamatan Sukun, pukul 22.30.
Kematian buruh bagian produksi PR Grendel ini cukup memilukan. Karena, peristiwa yang merengut jiwanya itu terjadi saat dia mengantarkan anak serta keponakannya membeli terompet dan topi untuk memeriahkan perayaan tahun baru di rumah kakeknya Jl Gadang VI/39, Sukun.
Sayangnya, belum sempat trompet itu ditiup dan topi terbuat dari kertas itu dikenakan, Sunarti keburu meninggal dalam perjalanan ke RS Panti Nirmala.
Sementara dua bocah yang diajak naik sepeda motor, yakni Dista Rahmanasari, 5, (keponakan) dan Suyudi Faris Setiawan,9, (anaknya), selamat kendati sempat terlempar sekitar 5 meter dari sepeda motor. Keduanya hanya menderita luka ringan di bagian kaki. Sedang Surahman, 35, saudara ipar yang mengendarai sepeda motor terluka pada dada dan kaki. Kemarin pagi, ketiga korban luka ini sudah diperbolehkan pulang dan hanya menjalani rawat jalan.
Peristiwa yang menimpa para korban berawal dari berkumpulnya mereka di rumah kakeknya, Samar, 75, untuk merayakan pergantian tahun. Saat itulah, Dista dan Suyudi minta kepada orang tua mereka untuk dibelikan trompet serta topi tahun baru yang terbuat dari kertas.
Sekitar pukul 22.30, Sunarti yang dibonceng Surahman beserta dua bocah berangkat naik sepeda motor Yamaha Vega N 3869 AI. Mereka pergi ke penjual terompet yang berada di sepanjang Jl Kolonel Sugiono. "Kami memilih membelinya di PKL yang berada di seberang jalan depan gerai Alfamart. Jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah kami,'' ujar Surahman, saat ditemui di rumah Samar, kemarin. Tiga terompet dan satu topi mereka beli seharga Rp 21 ribu.
Berlanjut, mereka pulang melalui jalan yang semula. "Arus saat itu ramai, rata-rata kendaraan yang lewat besar-besar dan melajunya sangat kencang. Makanya saya pilih sejak awal ambil jalur kanan sebelum belok ke gang rumah kami,'' tuturnya.
Saat tiba di depan Jl Kolonel Sugiono I, pria yang kesehariannya jualan bubur ayam keliling di Dinoyo ini dikagetkan dengan munculnya motor dari arah selatan yang dikendarai dua orang, Achmad Rudianto, 20, warga Jl Gadang XVII dan Syamsul, 19, warga Jl Lowokdoro Gg Pete.
Sepeda motor N 3196 CS yang dikendarai keduanya oleng dengan kecepatan tinggi. Lalu menabrak sisi samping sebelah kanan motor Surahman. Tabrakan hebat pun terjadi, hingga semua orang yang terlibat terlempar.
Akibat tabrakan itu, Sunarti terkapar dengan luka parah di kepala. Sedang Surahman dan Suyudi pingsan. Hanya Dista yang saat itu tersadar dan menangis melihat ayahnya terluka. Para pengguna jalan pun lekas menolong para korban dan melarikan diri ke RS Panti Nirmala.
Setelah menjalani perawatan, jiwa Sunarti tidak lagi tertolong. Sekitar pukul 01.00 Sunarti meninggal. Jenazahnya kemarin pagi sekitar pukul 10.00 dimakamkan di TPU Gadang. Sementara kasusnya ditangani oleh Unit Laka Lantas Polresta Malang.
Selain Sunarti, pada malam pergantian tahun kemarin M Ridoi, 27, warga Dusun Sumberpang Kidul, Desa Sumbersuko, Wagir, tewas terjatuh dari sepeda motor saat berusaha mengindari penyeberang jalan di Jl Raya Wagir.
Selain korban meninggal, data Radar pada malam pergantian tahun di RSSA Malang mulai 31 Desember 2008 pukul 07.00 hingga 1 Januari 2009 pukul 14.00 terdapat 140 orang yang dirujuk ke RSSA. Sebanyak 31 di antaranya adalah korban kecelakaan lalu lintas, sedangkan sisanya dirujuk dengan status sakit dan korban kekerasan.
Sedangkan untuk korban kekerasan seperti aksi pemukulan dan pengeroyokan ada dua kasus yang ditangani polisi. Pertama dialami Ardi Saputra,17, warga Jl Ir Rais IX, Sukun. Dia menjadi korban pengeroyokan tiga pria berambut cepak yang diduga oknum TNI. "Jumlah semuanya ada tujuh orang, namun hanya tiga orang yang memukuli saya,'' kata Ardi, di IRD ketika minta visum sebagai bukti pelengkap laporannya ke Denpom V/3 Malang kemarin.
Peristiwa itu menimpanya sekitar pukul 03.00 di Jl Trunojoyo, Klojen. Amarah kawanan pria berambut cepak terhadap siswa SMU swasta di Kota Malang ini bersama dua temannya naik motor melintas di TKP. Dari arah berlawanan berpapasan dengan gerombolan pengeroyok dan nyaris bertabrakan. "Mereka turun dari kendaraan dan mengejar saja. Setelah bertatap muka, saya malah dipukuli hingga tiga kali dan teman saya sekali,'' katanya.
Aksi kekerasan kedua menimpa dua warga Jl Raya Telogomas III, Lowokwaru, yakni Suprapto dan Agus Kerto Slamet. Mereka menjadi sasaran amuk massa sejumlah pria tak dikenal yang sedang mabuk. Kasusnya ditangani oleh Polsekta Lowokwaru.
Sementara itu, Kapolresta Malang AKBP Daniel TM Silitonga mengatakan secara umum pelaksanaan pergantian tahun baru di Kota Malang berjalan tertib. "Andaikan ada peristiwa kemacetan, kecelakaan, atau perkelahian yang menyertainya, saya rasa itu masih dalam hal wajar dan tidak seberapa menonjol,'' katanya. Untuk kasus kecelakaan lalu lintas, ditindaklanjuti oleh unit lakalantas sedang kasus pengeroyokan atau perkelahian ditangai oleh satuan reskrim.
This entry was posted
on Jumat, 02 Januari 2009
at 09.32
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.