BBM TURUN Rp.500 Angkot cuman turun Rp.96 di Malang  

Posted by WELCOME TO INFO MALANG

MALANG - Turunnya harga BBM pukul 00.00 WIB tadi malam belum menjamin diikuti penurunan tarif angkutan kota (angkota) secara signifikan. Tak hanya pengusaha dan sopir angkota yang berat menurunkan tarif, Organisasi Gabungan Angkutan Garat (Organda) Malang hanya merekomendasikan penurunan tarif 4 persen.

Persentase itu berasal dari hitungan paling maksimal yang akan diusung Organda jika mereka berkoordinasi bersama Dishub Kota Malang nanti. Ketua Organda Malang Soewito Widjaja mengatakan, usulan 4 persen tersebut hasil itung-itungan organisasi pengusaha angkutan yang mengelola lebih dari dua ribu orang itu. ''Angka 4 persen paling maksimal. Lebih dari itu sangat berat," ujarnya kemarin.

Dengan penurunan maksimal 4 persen versi Organda, maka tarif angkota hanya akan turun sekitar Rp 96 atau dibulatkan menjadi Rp 100. Usulan tersebut sama persis dengan usulan penurunan tarif angkutan tahap I yang juga turun Rp 100.

Praktis, jika usulan ini disetujui, maka tarif angkota untuk umum hanya akan jadi Rp 2.300 dari sebelumnya Rp 2.400 setelah penurunan tahap I. Sedang tarif angkutan kelompok pelajar menjadi Rp 1.600 dari sebelumnya Rp 1.700.

Seperti dijadwalkan pemerintah, tadi malam tepat pukul 00.00 WIB tadi malam harga BBM jenis premium yang awalnya Rp 5.000 turun menjadi Rp 4.500. Begitu juga dengan harga solar per liter yang mulanya Rp 4.800 turun ke angka Rp 4.500. Penurunan harga BBM ini adalah kali ketiga yang dilakukan pemerintah dalam dua bulan terakhir.

Kendati turunnya harga BBM tersebut kembali pada formasi awal sebelum pemerintah menaikkan harga, menurut Soewito tidak mungkin tarif angkutan kembali seperti semula. Yakni, Rp 2.000 untuk umum dan Rp 1.500 untuk pelajar. "Komponen BBM hanya mensuplay 25 persen kebutuhan angkutan kota," kata dia.

Apa yang membuat Organda minim menurunkan tarif? Soewito mengatakan, meski harga BBM turun, namun spare part tetap menjadi kendala utama. Bahkan, penurunan tarif BBM malah diikuti naiknya harga spare part sebesar 20-50 persen. ''Makanya jangan lihat turunnya BBM. Komponen lain malah naik drastis. Belum lagi urusan perut pengemudi," tegas Soewito.

Belum lagi aturan peremajaan mobil usia 15 tahun ke atas yang cukup menjadi beban. Pasalnya, penjualan mobil saat ini juga tidak mengacu pada penurunan harga BBM. Tapi, berpijak pada harga dolar. Sedang kurs dolar pasca krisis finansial global terus merangkak naik.

''Harga dolar naik tajam sampai 12 persen. Pengaruhnya pada pemasaran mobil sangat luar biasa," ucapnya.

Berpegang pada fakta-fakta di atas, Soewito berharap masyarakat mau mengetahui bahwa banyak faktor X yang belum diketahui masyarakat. ''Fakta-fakta itu akan saya paparkan dalam koordinasi bersama badan pembina transportasi daerah (BPTD) dan YLKI nanti," tandasnya

Dihubungi terpisah, Kadishub Pemkot Malang Pait Al Wiyono mengatakan, itung-itungan penurunan tarif oleh BPTD saat ini masih dalam proses. Menurutnya, banyak faktor yang digunakan acuan dalam penurunan tarif tersebut. Terutama, komponen BBM dan suku cadang. ''Masih dalam proses jadi belum bisa membeberkan," kata dia.

Lebih lanjut, Pait menegaskan bahwa hasil itung-itungan BPTD tersebut akan dibahas bersama dengan Organda dan YLKI Jumat (16/1) pagi di balai kota Malang. Agenda itu merupakan pertemuan tahap I untuk meng-clear-kan hitungan semua elemen terkait penurunan tarif angkutan kota. ''Begitu semua hitungan disepakati, maka akan diresume dan diserahkan ke wali kota untuk mendapatkan perwakot," ucap Pait.

Sementara, Ketua YLKM Malang Soemito mengusulkan penurunan tarif angkota sebesar 16 persen. Sebab dalam penentuan tarif angkota, komponen biaya BBM hanya 30 persen. Apabila dengan harga BBM sebesar Rp 6.000, maka unsur tarif dari faktor BBM sebesar Rp. 1.700.

Jika saat ini ada penurunan harga BBM sebesar 25 persen, dari Rp 6.000 menjadi Rp 4.500. Maka, penurunan tarif angkota 25 persen atau sekitar Rp 400 dari Rp 1.700. Dengan hitungan tersebut, maka tarif angkota yang baru idealnya Rp 2.100 untuk umum dan Rp 1.400 pelajar. "Tapi khusus pelajar bisa dibulatkan menjadi Rp 1.500," kata Soemito.

Terkait dengan tawaran Organda penurunan sebesar 4 persen, Soemito menilai, tawaran itu dianggap tidak realistis. Sebab penurunan tarif tersebut tidak sesuai dengan penurunan harga BBM sebesar 25 persen. Meski demikian YLKM akan tetap menghormati keputusan dari rapat dengan dishub, BPTD, dan ketua jalur nantinya.

"Intinya, YLKM minta tarif baru nantinya bisa diterapkan di lapangan. Karena faktanya sopir banyak yang suka membulatkan tarif. Buktinya saat ini pelajar harusnya Rp 1.800 tapi ada yang menarik Rp 2 ribu," tegasnya.

This entry was posted on Rabu, 14 Januari 2009 at 23.31 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar

  © Blogger template 'Blissful View' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP