Keinginan masyarakat Kota Malang untuk menikmati tarif angkutan kota (angkot)
yang jauh lebih terjangkau pascapenurunan harga bensin Rp 1.000 per liter,
ternyata tidak terpenuhi. Pasalnya dari hasil pertemuan lanjutan yang digelar di
Balai Kota, kemarin pagi, usulan final penurunan tarif angkot untuk umum dan
pelajar masing-masing hanya Rp 100.
Tarif umum yang sedianya Rp 2.500, turun menjadi Rp 2.400. Sedangkan tarif
pelajar dari Rp 1.800 turun menjadi Rp 1.700. Jika dihitung, penurunan tarif
angkot ini hanya berkisar antara 4-6 persen dari tarif sebelumnya. Padahal
turunnya harga bensin nasional sudah mencapai angka 15 persen dari harga semula.
Kadishub Kota Malang, Nanang Winarto mengatakan, penurunan tarif angkot memang
tidak bisa dilakukan secara drastis meski diketahui harga bensin turun lebih
dari 15 persen. Pasalnya dalam proses penghitungan tarif angkot memerlukan
pertimbangan dari berbagai faktor.
?Perlu disadari, turunnya tarif angkot tidak hanya dari pertimbangan harga
bensin. Ada juga faktor lainnya, yakni harga perlengkapan, seperti suku cadang,
kampas rem dan ban mobil. Harga bensin memang turun, tetapi harga perlengkapan
mobil kan tidak, sebab mereka mengikuti nilai tukar rupiah,? ungkap Nanang pada
Malang Post, siang kemarin.
Meski ini merupakan usulan final, tetapi tarif baru ini masih belum bisa
dinikmati secara langsung oleh masyarakat Kota Malang. Sebab usulan ini masih
harus menunggu penetapan wali kota, yakni melalui surat keputusan. Usulan final
ini merupakan hasil musyawarah yang dilakukan oleh perwakilan 25 jalur angkot,
Dishub Kota Malang, Organda, Yayasan Lembaga Konsumen dan Badan Pembinaan
Transportasi Daerah.
Terpisah, Kabag Humas Pemkot Kota Malang, Dr. Ir. Drs. Jarot E. Sulistyono, M.Si
mengatakan, jika memang tarif ini disetujui oleh wali kota, para supir angkot
dihimbau agar mematuhinya. Jika memang harus mengembalikan uang kembalian Rp 100,
mereka harus bisa memenuhi.
?Kalau sopirnya nakal, misalnya tidak member kembalian, mereka sendiri yang rugi.
Sebab masyarakat sekarang lebih cerdas. Kalau mereka dinakali, mereka memilih
beli motor sendiri yang harganya cukup terjangkau. Jadi sudah seharusnya para
supir angkot meningkatkan pelayanannya,? kata Jarot yang ditemui di kantornya.
Sementara itu, sebelum disepakati tarif turun Rp 100 untuk umum dan pelajar,
pihak Dishub Kota Malang memiliki tiga alternatif tarif. Pilihan pertama untuk
tarif umum sebesar Rp 2.231 dan pelajar Rp 1.500. Kedua, umum Rp 2.444, pelajar
Rp1.000. Dan terakhir umum Rp 2.188, pelajar Rp 1.600. Namun ketiga alternatif
ini tidak digunakan mengingat pihak organda tidak menyetujui perhitungan ini
dengan dasar harga onderdil masih tinggi.
Danang Mulyo, sopir angkot jurusan ADL mengatakan, pengemudi tidak mungkin
menurunkan tarif angkot selagi belum ada perintah dari Organisasi Angkot Daerah
(Organda). ?Lah wong belum ada perintah diturunkan kok mbak, masak kami mau
menurunkan sendiri. Ya beginilah mbak, nasib wong cilik. Kalau aku sih pasrah
saja. Dibayar Rp 2.500 Alhamdulillah, dibayar Rp 2.000 ya aku terima saja,?
ujarnya santai.
Dijelaskannya, saat ini para pengemudi angkot memang sedang dilema. Bagaimana
tidak, di satu sisi, mereka masih menunggu keputusan dan kebijakan dari Pemkot
dan Organda. Sedangkan di sisi lain para penumpang mendesak untuk menurunkan
tarif angkot.(nda/mp37/lim)
Tarif Sebelum Sesudah
Umum Rp 2.500 Rp 2.400
Pelajar Rp 1.800 Rp 1.700
This entry was posted
on Jumat, 19 Desember 2008
at 01.14
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.