MALANG - Angin puting beliung kembali menghantam wilayah Kabupaten Malang. Kemarin pukul 14.00, angin berpusar yang disusul hujan deras menerjang perumahan Griya Permata Alam (GPA) Desa Ngijo, Karangploso. Akibatnya, 204 rumah di tiga RW mengalami rusak berat dan ringan.
Sebelum melanda kawasan perumahan tersebut, angin bergemuruh datang dari arah selatan. Suaranya makin keras ketika mendekati perumahan. Warga yang keluar rumah dikejutkan oleh terpaan angin keras dan berputar-putar. "Memang ada mendung hitam. Lalu, muncul angin sangat kencang tetapi tidak hujan," kata koordinator keamanan GPA Agus Sanjaya di lokasi kejadian.
Angin yang berembus ke utara tersebut sangat kuat dan menerbangkan atap rumah yang terbuat dari asbes. Hanya hitungan tidak lebih dari tiga menit, angin menyapu atap rumah di tiga RW. Kerusakan semakin parah karena setelah beberapa detik berlalu, angin itu berbalik arah, dari utara ke selatan, dan menghantam lagi kawasan GPA. Serangan kedua ini disertai hujan gerimis.
Warga pun kembali sibuk menyelamatkan diri. Mereka berlarian di antara atap yang berhamburan disapu angin. Umumnya, warga keluar rumah karena khawatir rumahnya ambruk. "Di RT 5 RW 11, kami bawa warga mencari perlindungan ke salah satu rumah kukuh di blok JE," ungkap Agus.
Serangan angin berputar kedua itu berlangsung kurang lebih dua menit. Angin mulai berhenti setelah hujan turun sangat lebat. Saat itulah, warga mulai menyelamatkan barang-barangnya. Sebagian harus rela berbasah-basah karena atap rumahnya copot sehingga hujan masuk.
Selain menerbangkan atap rumah, puting beliung juga menerbangkan sebuah tenda hajatan manten di rumah Sumardiono. Akibatnya, atap tenda berupa seng yang baru separo dipasang terbang. Setelah dicari, ternyata beberapa seng hilang. Akibatnya, hajatan manten yang rencananya digelar hari ini terancam ditunda.
Tak lama setelah kejadian, petugas Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Malang dan Kecamatan Karangploso turun. Mereka mendata rumah yang mengalami kerusakan. Selain itu, petugas mendata korban. Tercatat ada lima korban luka-luka akibat kejatuhan atap. "Kami juga mendirikan posko. Bagi warga yang rumahnya rusak berat, akan kami carikan tempat tinggal sementara," beber Camat Karangploso Sukaton.
Kerusakan parah antara lain dialami keluarga Nurisamah dan Muhammad. Semua atap kedua rumah itu hancur. Nurisamah bahkan memilih tinggal di rumah tetangganya mengingat keempat anaknya masih kecil-kecil. "Sementara di rumah tetangga. Kasihan anak-anak kalau tinggal ditenda," kata Nurisamah. Dia berharap pemerintah bisa membantu membangun rumahnya.
Hasil pendataan terakhir petugas Sandi dan Telekomunikasi (Sanditel) Pemkab Malang, jumlah rumah yang rusak mencapai 204. "Korban jiwanya tidak ada. Hanya lima orang yang mengalami luka di bagian kepala dan kaki," ujar Sukaton. Pemkab belum menghitung jumlah kerugian
This entry was posted
on Senin, 15 Desember 2008
at 10.21
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.