MALANG - Hujan deras yang melanda Kota Malang siang hingga sore kemarin membawa korban. Rumah Bagus Cahya, warga Jl Jombang III/24 terendam air setinggi 6,5 meter. Semua barang-barang di lantai satu rumah tersebut habis terbawa air. Sedangkan lantai dua masih aman karena air tak berhasil menjangkau.
Bagus mengungkapkan, genangan air setinggi 6,5 meter itu datang dari sungai yang berada di belakang rumahnya. Karena arus air begitu kuat, dia tidak bisa membendung. Bahkan, tembok kamar di lantai satu ikut ambrol diterjang air. Inilah yang akhirnya menghanyutkan beberapa barang di rumah tersebut. "Air menggenangi rumah selama satu setengah jam. Saya sendiri sangat kaget karena sebelumnya tidak pernah ada banjir seperti ini," ujarnya.
Laki-laki parobaya itu menjelaskan, tak hanya barang milik pribadi yang terbawa air. Beberapa barang milik anak kos di lantai satu juga ikut lenyap. Di antaranya, empat unit komputer, pakaian, dan uang. Kerugian sementara ditaksir mencapai Rp 28 juta. "Semua barang di lantai satu benar-benar habis," ujar Bagus.
Hingga pukul 16.30 kemarin, warga sekitar rumah Bagus masih tampak membantu menguras air dari rumah. Karena air tak kunjung surut, Bagus bersama beberapa anak kosnya terpaksa mengungsi di rumah ketua RT setempat, Hariyadi.
Dari pantauan Radar, sebenarnya posisi rumah Bagus tidak terlalu rendah dibanding rumah-rumah lain di kawasan itu. Rumah ini sejajar dengan rumah lain di lokasi padat penduduk tersebut. Hanya saja, rumah Bagus berada di pinggir sungai. Sementara itu, meski rumah-rumah lain tidak tergenang air, tapi akses jalan tertutup air setinggi satu meter. Salah satunya di Jl Situbondo.
Beberapa kawasan lain yang juga menjadi korban banjir dadakan adalah kawasan Jl Galunggung, Jl Bondowoso, Bandulan, Jl Borobudur, Perum Griyasanta, Jl Kedawung, Jl Ciliwung, dan kawasan Jl Soekarno-Hatta. Bahkan, banjir di kawasan Jl Soekarno-Hatta sempat membuat arus kendaraan macet total mulai poros pertigaan jembatan sampai Taman Krida Budaya Jatim (TKBJ).
Air menggenang sampai satu meter. Bahkan, karena banjir tersentral di jalan sisi barat, arus lalu lintas sempat dipindah ke sisi kiri. "Macetnya luar biasa. Saya terpaksa balik arah karena tak bisa bergerak maju," ungkap Hamdan, salah satu pengguna jalan yang menghubungi Radar kemarin.
Husein, warga Jl S. Supriyadi, Sukun, juga melaporkan kondisi di kawasan Bandulan juga tak kalah parah. Genangan air sempat memasuki beberapa rumah warga. Untungnya, sungai Brantas di bawah jembatan Bandulan tidak meluap. Tapi, karena air tidak meresap cepat ke dalam tanah, maka air meluber ke mana-mana. "Gorong-gorong tidak berfungsi. Jadi air tetap terkonsentrasi di tengah jalan," ujar Husein.
Dari Kota Batu, hujan deras yang mengguyur selama tiga hari terakhir menimbulkan longsor pada TPA (tempat pengelolaan akhir) sampah di Desa Tlekung, Junrejo. Longsoran terjadi pada tanah di bawah bangunan pencacah sampah.
Bahkan, tanah urukan sepanjang 50 meter itu mengalami keretakan yang cukup menghawatirkan. Sedangkan dinding penahan TPA yang berada di bawah bangunan instalasi pengolah air limbah (IPAL) juga ambrol. Bangunan penahan sepanjang 20 meter dengan tinggi 7,8 meter itu diduga tidak kuat menahan guyuran air yang datang dari atas. Beruntung, dalam insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Hingga siang kemarin, sejumlah pekerja dari PT Tri Perkasa, pelaksana proyek pembangunan TPA senilai Rp 12,6 miliar itu terlihat sibuk melakukan perbaikan. "Paling lama kami membutuhkan waktu seminggu untuk menormalkan bangunan dinding penahan," kata Manajer Pelaksana PT Tri Perkasa, Mufid Kurnia, ditemui siang kemarin.
Mufid mengakui insiden tersebut sedikit mengganggu kelancaran proyek pembangunan TPA. Meski demikian, proyek dengan dana hibah dari Pemprov Jatim itu bakal tuntas sebelum berakhirnya tahun anggaran. Dia juga merasa ketir-ketir selama beberapa hari terakhir. Karena hujan tak kunjung berhenti, sementara bangunan juga masih baru digarap dua bulan lalu.
Mohammad Fakih, pengawas teknis dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemkot Batu menegaskan tidak perlu dilakukan perpanjangan kontrak. Meskipun terdapat salah satu bangunan yang ambrol. Sebab, menurut dia, kerusakan yang disebabkan guyuran hujan itu tidak terlalu parah. "Sesuai dengan rencana awal tidak ada perpanjangan dan harus tuntas pada akhir tahun anggaran," kata Kabid Kebersihan DKP Pemkot Batu ini.
This entry was posted
on Minggu, 14 Desember 2008
at 10.49
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.